Sejak kecil, saya memiliki fobia yang cukup parah terhadap ketinggian. Melihat tebing atau lantai kaca saja sudah membuat lutut saya gemetar. Ketika berdiri di platform kayu setinggi kurang lebih 20 meter, jantung saya berdebar kencang sekali. Saya melihat rekan-rekan saya meluncur dengan tawa bahagia, namun pikiran saya terus dipenuhi skenario terburuk.
Instruktur sudah memanggil nama saya. Saya sudah dipasangkan sabuk pengaman dan helm, siap untuk meluncur. Saya hanya bisa menggeleng. Saya menepi, merasa malu dan frustrasi karena membiarkan ketakutan ini mengendalikan saya.

0 Comments