Ad Code

Responsive Advertisement

Kepintaran yang Terlupa



Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak bernama Arfan. Ia dikenal sebagai murid paling pintar di sekolah. Nilai-nilainya selalu tertinggi, dan sering kali ia diandalkan untuk mewakili sekolah dalam berbagai lomba. Namun, ada satu hal yang mulai mengganggu gurunya, Bu Sari: Arfan sering kali lupa bersikap sopan.

Bu Sari sebenarnya bangga pada Arfan, tetapi ia tidak bisa mengabaikan kebiasaan buruk anak itu. Misalnya, saat masuk kelas, Arfan sering lupa mengucapkan salam. Ketika Bu Sari memberi arahan, Arfan lebih suka langsung menyanggah daripada mendengarkan dengan hormat.

Suatu hari, sekolah mengadakan lomba cerdas cermat tingkat kabupaten. Arfan tentu saja menjadi perwakilan utama. Ia begitu percaya diri karena merasa tahu segalanya. Namun, saat perlombaan berlangsung, Arfan membuat kesalahan yang tak terduga.

Pada babak terakhir, Arfan lupa menyapa dewan juri dengan sopan sebelum menjawab pertanyaan. Ia langsung berbicara dengan nada tinggi dan cenderung meremehkan lawan. Dewan juri tidak menyukai sikapnya dan memberikan pengurangan poin.

Ketika hasil diumumkan, sekolah mereka hanya meraih juara kedua. Padahal, jika Arfan bersikap lebih sopan, poin mereka cukup untuk menjadi juara pertama.

Setelah lomba selesai, Bu Sari berbicara dengan Arfan.
"Arfan, kamu anak yang pintar, dan semua orang tahu itu. Tapi kepintaran saja tidak cukup. Orang akan lebih menghormati kamu jika kamu tahu cara bersikap sopan," ujar Bu Sari dengan lembut.

Arfan tertunduk malu. "Maafkan saya, Bu. Saya terlalu percaya diri dan lupa bagaimana seharusnya saya bersikap," katanya pelan.

Sejak saat itu, Arfan berusaha memperbaiki sikapnya. Ia mulai belajar mengucapkan salam, mendengarkan dengan baik, dan menghormati orang lain. Bu Sari bangga melihat perubahan itu. Arfan tetap menjadi anak yang pintar, tetapi kini ia juga menjadi anak yang sopan, membuat semua orang di sekitarnya semakin menyukainya.

Pesan Moral: Kepintaran tanpa sopan santun adalah sia-sia. Hormat kepada orang lain, terutama guru, adalah salah satu kunci kesuksesan sejati.

Post a Comment

0 Comments